MAULANA, NOOR MUHAMMAD
(2011)
EVALUASI KEBERHASILAN STIMULASI HYDRAULIC
FRACTURING PADA SUMUR TX-1 LAPANGAN TAMBUN
PT. PERTAMINA EP REGION JAWA.
Other thesis, UPN "Veteran" Yogyakarta.
Abstract
Perolehan minyak yang rendah dari suatu sumur produksi bisa disebabkan
oleh beberapa faktor masalah. Salah satunya dikarenakan oleh kecilnya permeabilitas
batuan disekitar lubang sumur. Sumur TX-1 lapangan Tambun diproduksikan dari
formasi Talang Akar dengan permeabilitas 1.7mD dengan produksi total hanya
sebesar 59mD.
Metode hydraulic Fracturing dapat digunakan pada sumur minyak yang
berproduksi rendah karena masalah permeabilitas. Hydraulic Fracturing akan
membuat saluran rekahan atau konduktivity dari formasi ke lubang sumur.
Sebelum dilakukan perekahan pada sumur TX-1 diperlukan perencanaan awal
untuk menentukan panjang dan lebar rekahan yang akan dibuat. Sumur TX-1
direncanakan akan dibuat rekahan sepanjang 226.38 ft dan lebar rekahan 0.2785 in,
namun pada saat dilakukan perekahan di sumur TX-1 dengan tekanan pemompaan
fluida perekah yang disesuaikan dengan hasil dari step rate test dan minifrac, panjang
rekahan yang terbentuk hanya sebesar 104.12ft dan lebar rekahan 0.2379in. Hal in
dimungkinkan karena kekerasan lapisan batuan yang ditembus oleh fluida perekah
lebih besar dari yang diperkirakan pada saat perencanaan. Setelah geometri perekahan
aktual didapatkan kemudian dilakukan evaluasi geometri dengan metode PKN dan
pendekatan dengan software pipesim. Evaluasi produksi dilakukan untuk melihat
besar keberhasilan perekahan tersebut pada permeabilitas batuan, PI menggunakan
metode Cinco Ley Samaniego, dan Inflow Performance Relationship (IPR).
Evaluasi geometri dengan metode PKN didapatkan panjang rekahan 132.0311
ft, lebar 1.66 in. Evaluasi geometri dengan menggunakan software Pipesim
didapatkan panjang rekah 104 ft dan lebar 0.2379 in. Pada evaluasi produksi dengan
melihat peningkatan permeabilitasnya didapatkan kenaikan menjadi 6.324 mD dari
permeabilitas awal sebelum perekahan 1.7 mD. Kenaikan PI sebesar 2.948 kali.
Kenaikan produksi dilihat dari grafik IPR dengan memperbandingkan pada PWF
yang sama pada 650 psi, sebelum perekahan didapatkan produksi 59 bfpd dan setelah
perekahan pada PWF yang sama didapatkan produksi sebesar 179 bfpd. Secara umum
dengan memperbandingkan data sebelum dan sesudah perekahan, metode Hydarulic
Fracturing dapat dikatakan berhasil untuk meningkatkan produksi pada sumur TX-1.
Actions (login required)
 |
View Item |