MUNAWIR ARIF, IMAM
(2011)
GEOLOGI SEBARAN LAPISAN BATUBARA SEAM E BERDASARKAN DATA BOR BLOK 1-3 KEC. JAWETAN, KAB. BARITO TIMUR PROVINSI, KALTENG
J
FAK
ERSITAS
POLA SE
BERDASA
AMATAN
PR
IMA
JURUSA
KULTAS
S PEMBA
Y
EBARAN
ARKAN D
DAN D
N JAWET
ROPINSI
S K R I P
Oleh
AM MUNAW
111.040.
AN TEKNI
TEKNO
ANGUNA
YOGYAK
2 0 1
LAPISAN
DATA GE
DATA BO
TEN KAB
KALIMA
S I
:
WIR ARIF
.039
IK GEOL
LOGI M
AN NASIO
KARTA
1
N BATUB
EOLOGI
OR BLOK
BUPATE
ANTAN T
F
LOGI
INERAL
ONAL “V
BARA SE
I PERMU
K 1-3
EN BARIT
TENGAH
L
VETERAN
GEOLOGI SEBARAN LAPISAN BATUBARA SEAM E BERDASARKAN DATA GEOLOGI PERMUKAAN DAN DATA BOR BLOK 1-3 KEC. JAWATAN, KAB. BARITO TIMUR PROVINSI KALTENG.
Other thesis, UPN "VETERAN" YOGYAKARTA.
Abstract
Secara administrasi lokasi telitian berada di Kabupaten Barito Timur, Propinsi
Kalimantan Tengah. Secara geografis PT Senamas Energindo Mineral terletak pada
(115°08’30.0”BT,01°57’33.90”LS),(115°11’00.0”BT,01°57’33.90”LS),(115°11’0.0”
BT,01°58’42.00”LS),( 115°09’48.00”BT, 01°58’42.00”LS), (115°09’48.00”BT,
02°01’00.0”LS), (115°08’30.0”BT, 02°01’00.0”LS). Secara geografis lokasi telitian
dibatasi (N 9781181.897 – E 293264.970),( N 9781181.897 – E295750.510), (N
9776941.670 - E295750.510),(N 9776941.670 - E 293264.970) pada site eksplorasi
Jaweten Blok 1–3. Luasan daerah telitian 2,48 X 4,24 km².
Daerah telitian dibagi menjadi 2 satuan geomorfologi yaitu satuan
geomorfologi perbukitan terkikis bergelombang lemah dan satuan geomorfologi
dataran Alluvial.
Secara regional daerah penelitian termasuk kedalam formasi Warukin pada
Cekungan Barito yang merupakan suatu sistem fisiografi pegunungan Meratus
terbentang dengan arah baratdaya – timurlaut dan termasuk dalam peta geologi
Lembar Amuntai (Heryanto dan Sanyoto, 1994), Cekungan Barito meliputi 70.000
kilometer persegi di Kalimantan Tenggara. Cekungan ini terletak diantara dua elemen
yang berumur Mesozoikum (Paparan Sunda di sebelah barat dan Pegunungan
Meratus yang merupakan jalur melange tektonik di sebelah timur).
Daerah telitian terdiri dari 3 satuan batuan, urutan dari tua ke muda yaitu
satuan batupasir Warukin,satuan batulempung Warukin dan endapan alluvial. Luas
satuan batupasir Warukin ± 12,21% dari seluruh luas daerah telitian tersusun atas
dominasi batupasir sisipan batulanau, batulempung dan batubara. Berdasarkan aspek
fisik di lapangan dengan ditemukannya struktur sedimen paralel laminasi pada
batupasir mengindikasikan arus pasang surut (tidal) yang berpengaruh pada proses
pembentukan struktur ini, yang mencirikan batuan ini diendapkan pada kondisi arus
yang tenang secara suspensi, maka satuan batupasir Warukin dimasukkan dalam sub
lingkungan pengendapan delta dalam suatu sistem pengendapan Upper Delta Plain.
Kemudian di atas satuan batuan ini diendapkan secara selaras satuan batulempung
Warukin yang menempati ± 84,85% daerah telitian tersusun atas dominasi
batulempung dengan sisipan batulempung karbonan,batubara dan batupasir,
Berdasarkan aspek fisik di lapangan maka satuan batulempung Warukin dimasukkan
dalam sub lingkungan pengendapan delta dalam suatu sistem pengendapan Upper
Delta Plain. Diatas satuan batu lempung Warukin di endapkan secara tidak selaras
berupa endapan alluvial yang menempati ± 2,94% dari daerah telitian yang berupa
material lepas berukuran butir sampai kerakal.
Struktur Geologi yang ada pada daerah telitian sulit di dapatkan karena daerah
telitian mempunyai tingkat erosi yang tinggi, oleh karena itu penulis berusaha
menginterpretasikan struktur geologi yang berkembang pada daerah telitian
berdasarkan anomali dari data bawah permukaan yang di dapat dari data bor dan
logging geofisika. Dari data bawah permukaan berupa data bor didapatkan
rekonstruksi peta bawah permukaan top dan bottom kontur struktur yang menghasilkan pola seretan atau drag fault pada bagian tengah daerah telitian dimana
pola kontur pada blok bagian selatan relatif bergerak kearah timur,pada korelasi
struktur searah on dip sayatan E-E1,F-F1 dan G-G1 juga memperlihatkan hasil
korelasi yang menunjukan adanya bagian yang bergeser dan turun pada korelasi titik
bor SEM19C,SEM18 dan SEM36,sedangkan pada titik bor SEM46 dan SEM46X
lapisan batubara menghilang dan di temukan kembali pada titik bor MMC07 dan
MMC08.
Berdasarkan Interpretasi dari data bawah permukaan daerah telitian di
pengaruhi oleh struktur sesar berupa sesar geser diperkirakan ( sinistral ) yang
terdapat pada bagian tengah daerah telitian yang memanjang relative dari timur ke
barat mengikuti pola topografi pada daerah tersebut.
Actions (login required)
 |
View Item |