PENINGKATAN PERSAINGAN CINA – AS DALAM MEMPEREBUTKAN PASAR DI AFRIKA

SYAILILLAH, Elfa Farid (2011) PENINGKATAN PERSAINGAN CINA – AS DALAM MEMPEREBUTKAN PASAR DI AFRIKA. Other thesis, UPN "VETERAN" YOGYAKARTA.

[img]
Preview
PDF
Download (76Kb) | Preview

    Abstract

    Dalam percaturan politik dunia, hingga kini AS masih memegang posisi yang dominan sebagai negara adidaya, setelah runtuhnya Uni Soviet pada akhir perang dingin. Akan tetapi, belakangan ini muncul beberapa pesaing baru, yang menyebabkan pengaruh AS perlahan berkurang. Pesaing yang disebut-sebut paling memiliki kesempatan besar untuk menjadi pemain dominan dalam politik dan ekonomi internasional adalah Cina, sebuah negara dengan jumlah penduduk sekitar 1,4 miliar jiwa, 20% dari total penduduk dunia dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat. Kerjasama merupakan hal mutlak yang harus dilakukan setiap negara, jika ingin negaranya dapat maju dan berkembang. Kerjasama dilakukan atas dasar saling membutuhkan dan menguntungkan antara kedua belah pihak. Kepentingan Nasional (National Interest) menjadi acuan melakukan kerjasama yang berujung pada Power. Power sendiri merupakan instrument penting mencapai cita-cita suatu negara. Negara yang memiliki Power sudah tentu dapat mengendalikan negara lain, baik dengan cara paksaan ataupun kerjasama. Potensi pasar suatu kawasan menjadi penting ketika banyak negara di dunia fokus menjadi negara industri. Negara-negara berkembang biasanya menjadi target negara-negara industri maju sebagai pasar produk ekspor karena diimbangi kemampuan daya beli dan ekonominya yang semakin meningkat. Pasar yang semakin potensial saat ini tertuju pada kawasan Afrika dengan jumlah penduduk dan peningkatan ekonomi yang semakin pesat. Dua negara industri besar yang kini mulai fokus pada kawasan Afrika adalah Cina dan AS. Cina yang saat ini dikenal dengan ekspornya seperti barang kebutuhan rumah tangga, tekstil, garmen, alat elektronik, telepon selular dan lain sebagainya yang merajai dunia dengan harganya yang murah. Cina memilih Afrika karena negara negara dikawasan ini masih berpenghasilan menengah kebawah, pantaslah jika pemasaran produk murah Cina sangat pesat dan sesuai target di Afrika. Sedangkan AS yang sebagian memproduksi barang berteknologi tinggi seperti kendaraan bermotor, mesin, pesawat, bahan bakar mineral (batubara), alat navigasi, industri kimia, alat komunikasi serta produk makanan sereal (gandum dan jagung) merupakan produk perdagangan yang masuk dalam area pasar bebas AS-Afrika. Selain persaingan secara langsung, AS dan Cina juga menawarkan kerjasama untuk lebih mempermudah jalan masuknya ke Afrika. Sejak tahun 2000, Cina fokus pada Afrika lewat kerjasamanya dalam hal ekonomi yang diawali lewat pertemuan KTM Cina-Afrika yang menghasilkan FOCAC (Forum on Cina-Africa). Forum ini bertujuan meningkatkan kerjasama investasi dan perdagangan antara Cina dan Afrika. Hingga saat ini ada sekitar 49 negara di AFrika yang menjadi anggota FOCAC dimana kegiatan perdagangan bebas terbuka bari Cina dan negara-negara AFrika. selain itu kerjasama dalam mengeksplorasi SDA menjadi hal terpenting kedua disamping perdagangan. Ini membuktikan keseriusan Cina untuk mengepakkan sayapnya lebih lebar sebagai mitra dagang strategis Afrika. Potensi pasar yang baik dan pembangunan infrastruktur yang berkesinambungan menciptakan kondisi yang lebih harmonis di antara Cina dan Afrika. Selain itu, pentingnya Afrika dalam hal politik untuk memeperkuat bargaining position Cina di dunia internasional melalui dukungan banyak negara Afrika dalam berbagai keanggotaan rezim internasional, organisasi internasional seperti PBB, institusi internasional dan lainnya. Sedangkan AS yang tidak ingin kalah dari Cina, juga melakukan kerjasama dengan Afrika lewat AGOA Forum (African Growth and Opportunity Act), yang telah di mulai pada tahun 2001 dan lebih mengkhususkan dalam kerjasama ekonomi untuk membangun potensi Afrika sebagai kawasan produksi, dalam hal ini AS memberikan bantuan nyata untuk Afrika. Kerjasama ini membuka akses pasar bebas antara AS dan negara-negara Afrika yang telah memenuhi syarat. Selama 10 tahun kerjasama ini terjalin, ada sekitar 40 negara di Afrika yang telah memenuhi syarat untuk bergabung dalam AGOA. Selain bidang perdagangan, AS juga bekerjasama dalam hal militer yang disebut US-AFRICOM, kerjasama ini merupakansalah satu peran AS dalam mewujudkan perdamaian di Afrika, terutama negara-negara yang sedang dilanda konflik. Perdagangan yang dipacu adanya akses pasar bebas memang menjadi pusat perhatian di Afrika saat ini. Namun, pentingnya Afrika tidak hanya dilihat dari potensi pasarnya saja, namun juga potensi sumber daya alamnya yang melimpah. Salah satunya, Afrika terkenal dengan negara-negara penghasil minyak bumi. Dua negara di Afrika masuk dalam 10 negara yang memiliki cadangan minyak bumi terbesar di dunia, yaitu Libya dengan cadangan sebesar 44,3 miliar barel atau 3,27% dari total proporsi cadangan minyak dunia dan Nigeria cadangan minyak mentah sebesar 37,2 miliar barel. Melihat potensi yang luar biasa tentang Afrika, pantaslah dua negara besar seperi Cina dan AS berusaha menjadi mitra strategis Afrika. Disamping potensi pasarnya sebagai konsumen untuk barang-barang ekspor Cina maupun AS, kepentingan akan minyak juga menjadi hal yang tidak kalah pentingnya. Ketika ada kepentingan antara dua negara untuk mendapatkan sesuatu, hal yang dapat muncul adalah persaingan untuk mendapatkan kepentingannya tersebut. Cina melakukan kerjasama bidang ekonomi, begitu pula AS. Dan dua negara besar ini juga mengeksplorasi minyak bumi Afrika sebagai upaya memenuhi kebutuhan energi negaranya. Peningkatan persaingan antara Cina dan AS dalam memperebutkan pasar Afrika terjadi karena adanya kepentingan antara kedua belah pihak. Disamping untuk memasarkan hasil produksi negaranya, kepentingan geopolitik Afrika yang berbentuk dukungan dalam organisasi dan rezim internasional menjadi salah satu poin penting untuk mendapatkan bargaining position. Afrika yang juga dikenal dengan lumbung emas karena ketersediaan sumber daya alam seperti minyak bumi dan gas alam yang melimpah serta sumber mineral lain seperti berlian, nikel, tembaga, bijih besi, platina bahkan uranium yang digunakan sebagai bahan baku proyek nuklir negara-negara maju. Persaingan Cina dan AS ini menciptakan nilai tawar lebih Afrika di mata internasional.

    Item Type: Thesis (Other)
    Subjects: 300 Ilmu Sosial
    Divisions: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Hubungan Internasional
    Depositing User: Ratna Sufiatin
    Date Deposited: 31 Oct 2011 15:02
    Last Modified: 31 Oct 2011 15:02
    URI: http://repository.upnyk.ac.id/id/eprint/1338

    Actions (login required)

    View Item