Zonggonau, Lenie Marlina (2011) PEMBENTUKAN KERJASAMA SUB-REGIONAL THE MELANESIAN SPEARHEAD GROUP TAHUN 1988. Other thesis, UPN "VETERAN" YOGYAKARTA.
Abstract
Dalam kaitannya dengan judul skripsi : “Pembentukan Kerjasama Sub-regional The Melanesian Spearhead Group Tahun 1988”, maka dapat disimpulkan bahwa terbentuknya organisasi sub-regional The Melanesian Spearhead Group Tahun 1988 adalah karena dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor tekanan eksternal dan faktor interdependensi regional. Faktor pertama, yaitu tekanan eksternal yang dimaksudkan adalah berupa tekanan dari luar kawasan regional Melanesia yang dapat terlihat melalui adanya pembentukan dan perkembangan berbagai regionalisme ekonomi di berbagai kawasan. Hal tersebut menjadi pemicu sehingga adanya keinginan yang kuat atau faktor diserable yang kemudian menyebabkan negaranegara Melanesia membentuk organisasi sub-regional ini. Adanya pasar bersama yang dibentuk oleh Uni Eropa tahun 1992, yang menjadikan Uni Eropa sebagai pasar tunggal yang unggul. Kemudian NAFTA dan APEC yang dibentuk dan mulai berlaku tahun 1994 yang menjadikan terbaginya blok perdagangan di dunia. Blok perdagangan di dunia seola terpusat pada tiga kawasan besar Uni Eropa, Amerika Utara dengan adanya NAFTA, dan Asia Pasifik dengan adanya APEC. Hal ini menyebabkan negaranegara di berbagai kawasan di dunia pada umumnya dan di kawasan sub-regional Melanesia pada khususnya juga tergerak meningkatkan perekonomian regionalnya untuk dapat terlibat dalam blok perdagangan yang muncul. Untuk negara-negara di kawasan sub-regional Melanesia adanya faktor desirable yang sangat kuat dan melihat perkembangan berbagai regionalisme yang muncul sebagai tekanan ekternal menyebabkan mereka bergabung. Negara-negara Melanesia yaitu, Papua New Guinea, Kepulauan Solomon, Vanuatu, Fiji, Kaledonia Bara merasa bahwa mereka harus bisa bersatu untuk bisa bersama-sama saling mendukung dalam meningkatkan berbagai kerjasama, baik dalam bidang politik, sosial, budaya maupun dalam bidang ekonomi. Disamping itu, adanya permasalahan pemanasan global dan beberapa isu-isu keamanan non-tradisional juga dapat mendorong munculnya organisasi sub-regional ini. Beberapa isu-isu keamanan non-tradisional yang muncul dalam kawasan Melanesia adalah persoalan transnational organized crimes yang meliputi persoalan illegal logging, illegal fishing, illegal migration dan kasus trafficking. Keseluruhan pengaruh tersebut dapat brdampak buruk dan mengganggu keadaan ekonomi, sosial, politik dan keamanan warga negara-negara Melanesia. Mengenai persoalan transnational organized crimes, negara-negara berupaya bekerjasama dalam kawasan Melanesia dan membentuk Unit Polisi bersama Melanesia dan Akademi Kepolisian Regional Melanesia. Disini para polisi-polisi yang berasal dari tiap-tiap negara Melanesia akan dipilih untuk mengikuti pertemuan dan pembekalan khusus, setelah dibekali maka polisi-polisi Melanesia ini akan dikirim ke Akademi Kepolisian Regional Melanesia untuk selanjutnya dilatih secara khusus. Setelah mengikuti pelatihan-pelatihan khusus, polisi-polisi tersebut akan diberangkatkan untuk mengontrol dan menjaga keamanan di suatu daerah yang rawan keamanannya. Berbagai persoalan ekonomi maupun keamanan yang berkembang menuntut adanya hubungan kerjasama antara negara dalam penyelesaiannya, sehingga negara-negara Melanesia berinisiatif membentuk organisasi subregional ini sebagai jawaban atas kebutuhan collective action. Negara-negara Melanesia yang sudah bergabung dalam organisasi sub-regional The Melanesian Spearhead Group merasa perlu ada koordinasi dalam penyelesaian berbagai persoalan dan tantangan yang sedang ada maupun yang nanti akan muncul. Dalam persoalan adanya berbagai macam kerjasama ekonomi kawasan (region), hingga pada terbentuknya regional free trade area. Kemudian muncul berbagai macam kawasan yang memberlakukan kerjasama ekonomi free trade. Hal ini secara tidak langsung dapat mempengaruhi negara-negara di kawasan regional Pasifik Selatan, khususnya kawasan sub-regional Melanesia untuk tidak tinggal diam. Oleh sebab itu, negara-negara Melanesia juga berupaya menggalang kerjasama ekonomi kawasannya untuk menyatukan ekonominya, yang nantinya dapat memiliki kekuatan untuk bisa menembus perdagangan internasional. Faktor kedua, yaitu faktor interdependensi regional atau ketergantungan regional di antara negara-negara The Melanesian Spearhead Group dalam kawasan Melanesia. Interdependensi regional terjadi karena tingkat kerjasama ekonomi dan perdagangan intra-regional yang tidak pernah berhenti sejak terbentuknya organisasi sub-regional ini, bahkan sebelum terbentuknya organisasi sub-regional ini, hubungan kerjasama ekonomi dan perdagangan di antara negara-negara sudah terbentuk walaupun volume perdagangannya tidak cukup tinggi. Adanya hubungan ekonomi perdagangan yang sudah terbentuk ini menyebabkan negara-negara Melanesia berpikir untuk lebih baik jika menyatukan ekonomi dan perdagangan dalam sebuah kawasan bersama. Kemudian organisasi ini muncul, mengikuti perkembangan global dengan membentuk free trade area pada tahun 1993 dalam kawasan sub-regionalnya. Berbabagi upaya peningkatan ekonomi pun dilakukan agar nantinya dapat menembus pasar perdagangan bebas Asia Pasifik tahun 2020 untuk negara-negara berkembang. Selain itu, terdapat persoalan sosial, seperti pengangguran, kemiskinan dan bencana alam yang sewaktuwaktu dapat terjadi juga memicu atau secara tidak langsung menuntut kerjasama di antara negara-negara Melanesia. Semakin banyaknya persoalan dalam kawasan, maka akan semakin tinggi tingkat ketergantungan atau interdependensi regional yang akan terjadi antara negara-negara. Identitas budaya yang dimiliki dalam sebuah kawasan sub-regional Melanesia juga merupakan salah satu daya ikat terkuat yang mampu mempengaruhi negara-negara Melanesia untuk bergabung, bersatu dan melakukan kerjasama yang nantinya dapat memberikan manfaat bagi negara-negara anggota. Misalnya identitas budaya mengenai kesamaan bahasa, tradisi, adat-istiadat, sejarah budaya yang dimiliki oleh negara-negara The Melanesian Spearhead Group dalam satu kawasan. Oleh sebab itu, mampu menyatukan negara-negara dalam kawasan sub-regional Melanesia.
Actions (login required)