DUKUNGAN HUGO CHAVEZ TERHADAP PRESIDEN TERGULING MANUEL ZELAYA

Drupadi, Firsta Silvia (2011) DUKUNGAN HUGO CHAVEZ TERHADAP PRESIDEN TERGULING MANUEL ZELAYA. Other thesis, UPN "VETERAN" YOGYAKARTA.

[img]
Preview
PDF
Download (17Kb) | Preview

    Abstract

    Amerika Latin merupakan salah satu wilayah di dunia yang mengalami dinamika sosial-politik yang menarik. Salah satu kasus yang mengemuka adalah tergulingnya presiden Honduras, Manuel Zelaya pada tahun 2009. Kasus kemudian berkembang menjadi isu regional karena adanya intervensi dari negara tetangga, yaitu Venezuela di bawah kepemimpinan Hugo Chavez. Di bawah kepemimpinan Hugo Chavez, Venezuela mengalami kemajuan yang relatif pesat. Ini dapat dilihat dari perolehan keuntungan yang di dapat dari privatisasi perusahaan-perusahaan dalam negeri Venezuela yang dikuasai asing pada tahun 2004 sebesar 28 juta US Dollar. Bagi negara-negara Amerika Latin kepemimpinan Hugo Chavez dianggap sebagai hal yang fenomenal karena berupaya mengembangkan kemandirian tanpa tergantung dengan Barat. Hugo Chavez merupakan salah satu pemimpin dunia yang kontroversial. Di mata negara-negara Amerika Latin, Chavez merupakan figur pemimpin yang populer, namun di mata negara-negara Barat keberadaan Chavez merupakan figur yang pandangannya banyak berseberangan dengan negara-negara Barat. Manuel Zelaya sebelum menjadi presiden Honduras adalah seorang pengusaha kayu dan peternakan yang awalnya dekat dengan kaum elit Honduras tetapi kemudian terlempar setelah tergabung dengan blok regional Chavez dan mengendalikan negara dengan sayap kiri. Persekutuannya dengan pemimpin Venezuela dan upayanya merubah pembatasan jabatan presiden telah menyinggung angkatan bersenjata dan para elit konservatif. Manuel Zelaya merupakan sekutu dekat Hugo Chavez dan menjadi salah satu anggota para pemimpin blok perdagangan dari organisasi ALBA rintisan Hugo Chavez. Antara Manuel Zelaya dengan Chavez awalnya tidak ada hubungan yang berarti sebagai hubungan dua pemimpin, namun setelah Manuel Zelaya bergabung dengan blok politik ekonomi yang dimotori Hugo Chavez, maka presiden penentang keras ide kapitalisme itu bersekutu dengan Manuel Zelaya. Oleh karena itu, sebagai negara sekutu serta memiliki pemahaman yang sama mengenai pandangannya terhadap ekonomi dan politik Hugo Chavez mendukung presiden sah Manuel Zelaya. Pada tahun 2009 dinamika politik regional Amerika Latin dihadapkan pada aksi kudeta yang menimpa presiden Honduras Manuel Zelaya. Aksi ini ternyata bukan dijalankan oleh elit militer seperti yang umumnya terjadi di beberapa negara dunia, namun tindakan kudeta ini dilakukan oleh Michiletti seorang anggota parlemen Honduras. Ini ternyata menimbulkan berbagai reaksi pro dan kontra, bukan hanya dari negara-negara di wilayah Amerika latin, namun juga masyarakat internasional. Aksi ini kemudian ditanggapi secara beragam oleh para pemimpin internasional, namun bagi para pemimpin negara-negara Amerika Latin ini sungguh disayangkan. Bahkan Hugo Chavez dan presiden Bolivia Evo Morales menyatakan tindakan ini ilegal dan memuat berbagai kepentingan asing, khususnya Amerika Serikat yang terkadang bertindak unnormatif dalam mewujudkan kepentingan-kepentingan nasionalnya. Aksi kudeta di Honduras tahun 2009 tersebut kemudian direspon oleh presiden Hugo Chavez dengan mendukung Manuel Zelaya. Bentuk dukungannya yaitu melalui pembicaraan-pembicaraan pada forum internasional dan pengiriman duta budaya ke Honduras sebagai motivasi sekaligus penyemangat bagi Zelaya. Tindakan Chavez dalam mendukung presiden terguling Honduras Manuel Zelaya ternyata dilatarbelakangi oleh alasan yang tegas, yaitu sebagi bagaian dari orientasi politik luar negeri Venezuela, khususnya menyangkut perkembangan perekonomian Venezuela yang dipandang potensial oleh Honduras. Ini tentunya akan menjadi penetrasi kerjasama kedua negara atas dasar saling menguntungkan. Kemudian alasan lainnya adalah sebagai wujud persamaan karakter pemimpin. Antara Hugo Chavez dan Manuel Zelaya merupakan figur pemimpin yang sama-sama anti Barat. Bahkan pada praktiknya kedua pemimpin ini juga mendukung eksistensi negara-negara Islam, meskipun Honduras dan Venezuela bukanlah negara yang mayoritas penduduknya pemeluk agama Islam. Dalam beberapa pidatonya Hugo Chavez cenderung berupaya mewujudkan poros sosialis yang beranggotakan negara-negara dunia ketiga. Tindakan ini lazim disebut “counter hegemony movement”, yaitu sebuah gerakan untuk memperjuangkan aspirasi melawan kekuatan dominan dalam politik internasional. Dukungan Hugo Chavez kepada Manuel Zelaya merupakan fakta yang menarik dalam percaturan politik Amerika Latin. Atas dasar solidaritas kemudian Hugo Chavez mendukung Manuel Zelaya. Bentuk dukungan ini pertama kali diwujudkan dalam pembicaraan pertemuan G-20 di Mesir pada bulan Februari 2010. Dalam pertemuan ini Chavez mengemukakan sikapnya bahwa masyarakat negara-negara dunia ketiga harus bersama-sama menyuarakan sikapnya untuk menentang aksi kudeta di Honduras tersebut. Bentuk dukungan lainnya juga diwujudkan Chavez melalui diplomasi konfrontatif. Beberapa bukti mengenai hal ini, yaitu : 1. Pengiriman nota protes ke Brusell, Uni Eropa pada bulan Februari 2010. Dalam nota protes ini Hugo Chavez meminta agar masyarakat Uni Eropa menolak dan memberikan sikap keras kepada Michiletti (pengkudeta). Chavez juga menyatakan bahwa Uni Eropa tidak perlu memikirkan masalah-masalah yang berhubungan dengan proseduran, cukup dengan sanksi bidang perekonomian dan perdagangan karena Honduras masih memiliki pinjaman luar negeri sebesar 14,8 juta Euro dan pada tahun 2010 merupakan masa akhir pengembalian pinjaman ini. 2. Pengiriman nota protes ke Washington DC. Amerika Serikat pada bulan Maret 2010. Nota protes ini berisi tudingan Chavez yang menyatakan ada indikasi intervensi dan tekanan terhadap aksi kudeta Manuel Zelaya. Melalui nota protes ini Chavez menyatakan agar Amerika Serikat tidak terlalu jauh dalam mengurusi masalah politik dalam negeri negara-negara Amerika Latin. Uraian di atas sekaligus menegaskan bahwa tindakan Hugo Chavez dalam mendukung presiden terguling Honduras Manuel Zelaya bukan didasarkan pada alasan yang sifatnya eforia (tanpa adanya alasan dan latar belakang yang jelas), namun dipengaruhi oleh motivasi yang kuat. Inilah yang menjadi bagian dari latar belakang masalah pada penelitian ini. Alasan lainnya adalah sebagai upaya mendukung perkembangan nilai-nilai sosialisme. Meskipun faham ini berbenturan dengan liberalisme dan kapitalisme, Chavez dan Zelaya memandang faham ini adalah yang paling ideal. Kemudian alasan selanjutnya adalah untuk mengantisipasi hegemoni Amerika Serikat yang kerap kali menggunakan tindakan-tindakan un-normatif dan hard diplomasi dalam mencapai kepentingan nasionalnya. Dengan demikian maka dapat diketahui tentang alasan Hugo Chavez dalam memberikan dukungan kepada presiden Honduras terguling Manuel Zelaya.

    Item Type: Thesis (Other)
    Subjects: 300 Ilmu Sosial
    Divisions: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Hubungan Internasional
    Depositing User: Ratna Sufiatin
    Date Deposited: 07 Nov 2011 11:21
    Last Modified: 07 Nov 2011 11:21
    URI: http://repository.upnyk.ac.id/id/eprint/1582

    Actions (login required)

    View Item