EKO, MURDIYANTO (2008) PENGELOLAAN SUMBERDAYA HUTAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL: SUATU KONSEP UNTUK PENGENTASAN KEMISKINAN. PROSIDING SEMINAR THE INDONESIA NETWORK FOR AGROFORESTRY EDUCATION (INAFE), - (-). pp. 255-265. ISSN 978979176381
Abstract
Masyarakat Desa hutan saat ini dihadapkan dengan kebijakan pemerintah untuk tidak lagi mempraktekkan sistem pertanian perladangan, karena dianggap sebagai praktek yang merugikan dan merusak secara ekologis, ekonomi dan sosial hutan. Untuk itu Pemerintah melalui mengeluarkan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pembangunan masyarakat Desa hutan. Melalui regulasi ini diharapkan mampu mewujudkan target integrasi pembangunan, yaitu kesejahteraan sosial ekonomi, kemandirian masyarakat dan kelestarian sumberdaya hutan yang dilaksanakan dengan Agroforestry. Regulasi ini diimplementasikan melalui program Pembinaan Masyarakat Desa Hutan (PMDH) yang diharapkan memberikan manfaat ekonomi (tangible benefit) dan manfaat sosial (intangible benefit) bagi masyarakat. Persoalannya, program tersebut menghadapi kendala eksternal dan internal. Untuk itulah diperlukan suatu konsep lokalitas untuk memahami masyarakat sekitar yang memiliki kearifan lokal dalam pengelolaan hutan. Salah satu model pengelolaan sumberdaya hutan berbasis kearifan lokal adalah agrosilvikultur yang dikembangkan di Desa Sukoharjo, Kabupaten Wonosobo. Penanaman salak dalam program tersebut layak untuk diusahakan secara ekonomis selama jangka waktu 15 tahun dan memberikan keuntungan sosial yang berupa terbentuknya kelembagaan dan organisasi, munculnya solidaritas sosial dan terjaminnya konservasi lahan. Model ini mampu mengakomodasi kearifan lokal masyarakat sekaligus meningkatkan pendapatan masyarakat yang pada akhirnya akan mengurangi kemiskinan, karena hutan merupakan rumah bagi mereka dan bukan sekedar tempat pemenuhan kebutuhan ekonomi semata. Kata kunci: tangible benefit, intangible benefit, kearifan lokal
Actions (login required)