LAPORAN AKHIR PENELITIAN KAJIAN WANITA. “ANALISIS PENANGANAN KORBAN BENCANA BERPERSPEKTIF GENDER PADA KORBAN GEMPA 27 MEI 2006 DI KABUPATEN BANTUL DAN KLATEN”

ASIH MARINI, WULANNDARI and IDA SUSI, DEWANTI (2008) LAPORAN AKHIR PENELITIAN KAJIAN WANITA. “ANALISIS PENANGANAN KORBAN BENCANA BERPERSPEKTIF GENDER PADA KORBAN GEMPA 27 MEI 2006 DI KABUPATEN BANTUL DAN KLATEN”. -, - (-). pp. 1-33. ISSN -

[img] PDF
Download (115Kb)
    [img] PDF
    Download (90Kb)
      [img]
      Preview
      PDF
      Download (70Kb) | Preview
        [img]
        Preview
        PDF
        Download (4Kb) | Preview
          [img]
          Preview
          PDF
          Download (248Kb) | Preview
            [img]
            Preview
            PDF
            Download (6Kb) | Preview

              Abstract

              Ketiga informan penelitian menjelaskan hal yang hampir sama, bahwa pada saat terjadi gempa, korban gempa mengungsi ke tenda pengungsian yang dekat dengan rumah mereka. Mereka mudah mendapatkan bantuan terutama makanan dan minuman, untuk bantuan berupa kebutuhan khusus perempuan pada saat awal tidak ada, Tetapi bantuan khusus tersebut di desa Birin diberikan meskipun jumlahnya terbatas dan bukan pada hari pertama saat gempa terjadi. Hal ini bisa mungkin karena situasi awal gempa adalah situasi tanggap darurat untuk mengurangi jumlah korban meninggal ataupun sakit sehingga yang didahulukan adalah bantuan primer berupa makanan dan minuman. Sedangkan . Rata-rata para korban hanya mengungsi kurang lebih satu minggu di tenda pengungsian, selebihnya mereka memilih untuk tinggal sendiri dengan mendirikan tenda di rumah mereka ataupun tinggal di tempat kerabat seperti informan dari Klaten yang tinggal di rumah anaknya. Alasan mereka karena kurang nyaman berbaur dengan keluarga lain selama berhari -hari dan rentan munculnya konflik. Selain itu adalah alasan keamanan untuk menjaga harta benda yang masih tersisa di rumah mereka dari pencurian maupun penjarahan yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Para informan mengaku tidak kesulitan untuk mendapatkan bantuan darurat pada saat gempa karena banyak bantuan yang mengalir terutama bantuan makanan dan minuman. Sedangkan bantuan dana rekonstruksi dari ketiga informan hanya satu yang tidak mendapatkan bantuan tersebut meskipun beliau adalah warga setempat dan sudah lama tinggal di daerah tersebut. Mekanisme penerimaan bantuan dan rekonstruksi pun sebenarnya tidak sulit hanya menunjukkan kartu keluarga setempat dan masuk dalam klasifikasi layak untuk didanai sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan pemerintah. Bagi para korban meskipun bantuan dana rekonstruksi tidak terlalu besar tapi sangat bermanfaat karena dapat membantu untukmembangun kembali rumahnya meskipun ”secukupnya”. Selain bantuan berupa bahan makanan bantuan berupa pendampingan psikologis untuk mengurangi trauma ( trauma healing ) juga ada di tempat ketiga informan penelitian baik dari lembaga pemerintah, lembaga pendidikan, maupun LSM. 5. Dari ketiga informan hanya satu yang mendapatkan bantuan ekonomi produktif berupa pelatihan dan bantuan modal usaha berupa barang, yaitu informan dari dusun Birin, Klaten. Sedangkan dua informan dari Bantul tidak mendapatkan bbentuk bantuan ekonomi produktif bisa jadi karena mereka tidak tahu padahal bantuan tersebut ada, atau karena kebetulan di desa mereka tidak ada bantuan tersebut.

              Item Type: Article
              Subjects: 300 Ilmu Sosial
              Divisions: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Administrasi Bisnis
              Depositing User: Eny Suparny
              Date Deposited: 12 Feb 2013 11:19
              Last Modified: 12 Feb 2013 11:24
              URI: http://repository.upnyk.ac.id/id/eprint/5299

              Actions (login required)

              View Item